14 February 2013

Beda Ruang Sama Waktu



Masih terjaga dengan mata berbinar. Mungkin karena ending nya yang kurang klimaks. Hanya sesaat. Tanpa benturan dan tanpa sound yang menghentak. Terhibur dan sempat terpesona dengan dingin dan jerit jankrik di halaman sekitar. Menggelegar bak sangkakala saat ramalan suku maya kuno yang melenceng.

Bidadari prematur dari dalam inkubator yang melenggok bak jalan dipematang sawah. Dibalut harum semerbak dari sebotol parfum jajanan pasar mingguan yang diracik oleh penyamun rumput liar bercampur kotoran hewan berkaki empat yang dijerat hidungnya, berontak masuk lewat terowongan wajah membius isi kepala.

Senyum tersipu malu rasanya. Ini awal dari akhir pertarungan ego yang mengelitik.

Jauh di sana, puluhan mil dari negeri hilang ini ada tawa dan canda klimaks sempurna dengan sajian khas cairan beraroma kerajaan pelepas akal sehat sambil mencubit mesra batangan dan butiran cokelat sang kekasih.

aku siapa engkau siapa?? Kosekuensi logic sang filsof tak tau diri

..::: Hadir terbalik tiga ratus enam puluh derajat :::..

No comments:

Post a Comment